“Bersama Menghadapi Ancaman Polusi Plastik”
Oleh: R. Guntur Eko Widodo

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 5 Juni 2025 menjadi momentum penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran akan masalah serius yang dihadapi planet kita: polusi plastik. Tema tahun ini, “Ending Plastic Pollution,” menjadi panggilan bagi seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam mengatasi krisis sampah plastik yang mengancam kesehatan dan keberlanjutan lingkungan.
Mari kita ambil bagian dalam aksi nyata, seperti membersihkan pantai, sungai, sekolah, pasar, dan tempat ibadah di sekitar kita. Setiap langkah kecil yang kita ambil berkontribusi pada visi Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Menjaga Lingkungan: Investasi untuk Masa Depan
Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang diperingati setiap tahun sejak 1972, kini memasuki usia 53 tahun. Tema tahun ini, “Beat Plastic Pollution,” menyoroti pentingnya upaya global untuk mengakhiri polusi plastik yang telah menjadi masalah mendesak. Sampah plastik tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mengancam kesehatan manusia di seluruh dunia.
Sejarah dan Dampak Plastik
Plastik pertama kali ditemukan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 dan sejak itu telah berevolusi menjadi bahan yang sangat umum digunakan. Namun, dampak negatif dari penggunaan plastik yang berlebihan mulai terasa, terutama sejak tahun 2000-an. Meskipun banyak rekomendasi telah diajukan untuk mengatasi masalah ini, tindakan nyata masih sangat kurang.
Teknologi pengolahan sampah plastik sudah ada dan berhasil diterapkan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Kota-kota seperti Surabaya dan Solo telah menunjukkan kemajuan dalam pengelolaan sampah. Namun, diskusi mengenai masalah ini masih stagnan, seolah-olah kita terjebak dalam siklus yang sama selama 25 tahun terakhir.
Pentingnya Kebijakan dan Tindakan Bersama
Berbagai kebijakan, seperti Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sering kali hanya menjadi pajangan tanpa implementasi yang nyata. Program-program yang dicanangkan oleh pemerintah sering kali terjebak dalam diskusi tanpa tindakan yang konkret. Kita perlu mengubah pendekatan ini dan menjadikan pengelolaan sampah sebagai tanggung jawab bersama.
Setiap individu, lembaga, dan komunitas harus berperan aktif dalam mengelola sampah mereka. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos atau produk berguna lainnya, sementara sampah residu harus dimusnahkan dengan cara yang ramah lingkungan. Pemimpin daerah harus menjadi pionir dalam perang melawan sampah, mendorong partisipasi aktif masyarakat.
Harapan untuk Masa Depan
Kita tidak boleh menyerah dalam menghadapi tantangan ini. Dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat melalui gerakan sadar lingkungan, kita dapat menciptakan perubahan yang signifikan. Mari kita wujudkan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini sebagai awal dari komitmen baru untuk menjaga lingkungan kita.
Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia!
Bogor, 5 Juni 2025
DPP MLN MC3 & KOMNAS PPLH