BOGOR | Beritapantau.com – Tindakan yang dilakukan oleh CEO PT Xaviera Global Synergy, Wilda Yati, dinilai tidak patut dicontoh. Sebagai seorang pemimpin perusahaan, seharusnya ia memberikan contoh yang baik dalam berinteraksi dengan awak media. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Kronologi Kejadian
Peristiwa ini bermula ketika seorang wartawan bernama Wahid mengirimkan tautan berita kepada Wilda Yati pada Sabtu, 8 Februari 2025. Wahid bermaksud menanyakan alasan di balik pemberitaan tersebut, mengingat dirinya sudah mengenal Wilda dan ingin membantu jika terjadi miskomunikasi dengan media lain.
Namun, tanggapan yang diterimanya justru tidak mengenakkan. Wilda Yati diduga memberikan pernyataan yang menyinggung, bahkan lebih jauh, Wahid mengaku difitnah melakukan pemerasan secara halus. Tuduhan tersebut membuat Wahid merasa sangat dirugikan.

Langkah Hukum
Atas tuduhan yang dialamatkan kepadanya, Wahid merasa nama baiknya tercemar dan berencana membawa kasus ini ke jalur hukum.
“Saya sangat dirugikan oleh pernyataan dan tuduhan dari Ibu Wilda, selaku CEO PT Xaviera Global Synergy. Saya dituduh melakukan pemerasan secara halus, padahal tidak ada bukti yang menunjukkan saya melakukan hal tersebut,” ujar Wahid kepada awak media.
Lebih lanjut, Wahid mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan pengecekan terkait legalitas usaha PT Xaviera Global Synergy. Dari hasil konfirmasinya ke Pemerintah Desa Sumur Batu, diketahui bahwa izin awal memang ada, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU) perusahaan tersebut sudah tidak aktif lagi.

“Saya juga sudah menanyakan kepada pihak Pemerintah Desa Sumur Batu terkait izin usaha mereka. Awalnya memang ada, tetapi belakangan izin SKDU-nya sudah tidak aktif lagi. Bahkan, ketika Kepala Desa mencoba menghubungi Ibu Wilda, panggilan telepon dan pesan WhatsApp tidak direspons,” jelas Wahid.
Hubungan dengan Pemerintah Desa
Dari informasi yang dihimpun, hubungan PT Xaviera Global Synergy dengan Pemerintah Desa Sumur Batu, Kecamatan Babakan Madang, terkesan kurang baik. Bahkan, Wilda Yati disebut-sebut sulit untuk diajak komunikasi, baik oleh media maupun pihak pemerintahan setempat.
Kasus ini pun menambah daftar panjang ketidakharmonisan antara perusahaan yang dikelola Wilda dengan berbagai pihak terkait. (Redaksi)