BOGOR_BERITAPANTAU I Merasa ada kedekatan dengan Ketua DPRD Kabupaten Bogor yakni RS, membuat Kepala Desa Leuwinutug menjadi besar kepala angkuh dan sombong, seakan-akan ia takkan bisa tersentuh hukum dan kebal terhadap hukum. Sehingga membuat oknum Kades tersebut malas-malasan ngantor. Bahkan dalam pengerjaan infrastruktur asal-asalan pun ia cuek seakan-akan tak peduli, sudah banyak media online melakukan pemberitaan, kades Leuwinutug tak gubris sama sekali. Karena merasa ada yang memelindunginya
Patut di duga jika Kades Leuwinutug memanfaatkan RS selaku Ketua Dewan Kabupaten Bogor untuk kepentingan pribadinya. Apalagi saat ini RS akan maju untuk F1 Kabupaten Bogor. Tidak menutup kemungkinan jika Kades Leuwinutug memanfaatkan momen tersebut demi tercapai hasratnya juga. Sikap dan sifatnya yang begitu angkuh serta sombong tersebut ternyata dirasakan juga oleh banyak pihak, bahkan dikalangan pejabat desa pun mengakui jika kades tersebut memang angkuh dan sombong.
Menurut informasi yang kami dapatkan, tetapi belum kami lakukan investigasi kelapangan, mengatakan bahwa Kades Leuwinutug di duga telah menggunakan uang warga yang terkena pembebasan lahan untuk pembangunan SMPN 4 namun hingga kini belum dikembalikan semua kepada yang berhaknya. Dan jika hal tersebut benar, maka Kades Leuwinutug sudah melampaui batasannya, seharusnya ia dicopot dari jabatannya dan pihak APH harus segera memeriksa Kades Leuwinutug tersebut jika hal itu benar adanya. Dan kamipun akan sesegera mungkin melakukan investigasi terkait kabar tersebut dan semoga saja kabar tersebut benar. Dan jika hal itu benar, maka kami akan secepatnya melayangkan surat ke APH.
Sebelumnya, pernah juga diproses terkait laporan pengerjaan Samisade tahun 2023 yang amburadul alias asal-asalan.
Kini di tahun 2024 kembali ia melakukan hal yang sama di pengerjaan infrastruktur jalan desa yang bersumber dari Dana Desa.
Parahnya lagi, saat ini Kades Leuwinutug menjabat sebagai Ketua Apdesi atau Paguyuban kades-kades kecamatan citeureup. Pertanyaan nya, apakah ia mampu untuk memimpin dan memberikan contoh ke desa-desa yang ada di kecamatan citeureup?
Sedangkan dia saja tak mampu mencontohkan figur pemimpin yang baik di desa yang dia pimpin. Jarang masuk kantor sama saja dengan korupsi waktu, ditambah lagi begitu sulitnya untuk bertemu dengannya, seakan-akan ia sudah selevel Bupati saja. Bahkan ada salah satu Rt nya sendiri yang mengatakan, “saya saja sebagai ketua rt susah bener mau bertemu sama pak kades pak, bahkan saya pernah nyamperin ke kantor desa untuk bertemu tetapi saya dihalangi sama stafnya pak kades, katanya pak kades lagi sibuk, coba bayangkan pak, bagaimana dengan warga biasa, pokoknya selama saya jadi RT ketemu baru 3x itupun hanya salaman saja belum pernah ngobrol kayak kita gini” terang salah satu Rt yang enggan disebut namanya.
(Red_Wahid)