• Kam. Sep 25th, 2025

Skandal PAW Desa Citeureup: 9 Calon Disaring, 3 Saudara Kandung yang Lolos, Kecamatan Citeureup Dinilai Gagal Jaga Netralitas, Hasil PAW Picu Mosi Tidak Percaya

ByMUHAMMAD WAHIDIN

Sep 23, 2025

Citeureup, Beritapantau.com– Proses seleksi Pergantian Antar Waktu (PAW) Kepala Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, memantik polemik besar. Dari sembilan calon yang mengikuti seleksi, hanya tiga orang dinyatakan lolos. Ironisnya, ketiga calon tersebut ternyata masih saudara kandung, sehingga publik menilai proses seleksi sarat nepotisme dan jauh dari nilai demokrasi.

Kredibilitas panitia pun dipertanyakan. Netralitas pihak Kecamatan Citeureup yang menjadi penentu hasil seleksi kini menjadi sorotan tajam masyarakat.

Panitia Desa Lempar Tanggung Jawab,
Saat dikonfirmasi, salah satu panitia seleksi tingkat desa mengaku pihaknya hanya sebatas pelaksana teknis. “Kami dari panitia hanya menjalankan teknis pelaksanaan pemilihan dari BPD. Soal dinamika yang terjadi itu tanggung jawab BPD. Masalah teknis seleksi ada di tim kecamatan, panitia desa sebatas pelaksana saja. Kami hanya menerima hasil seleksi tersebut,” ujarnya.

Pernyataan itu memperkuat dugaan bahwa kendali penuh seleksi ada di tangan pihak kecamatan, yang kini disorot karena dianggap tidak netral dan tidak transparan. Terbukti saat tim awak media mencoba mengkonfirmasi ke Plt Sekcam Citeureup bapak Wahyudi via perpesanan whatsapp, WA hanya dibaca tanpa balasan apapun

RW dan RT Kompak Melawan,
Gelombang penolakan warga pun kian menguat. Tercatat, tujuh Ketua RW bersama puluhan Ketua RT di Desa Citeureup menyatakan sikap tegas menolak diadakannya seleksi. Penolakan itu dituangkan dalam sebuah petisi resmi, Pada Minggu, 21 September 2025 lengkap dengan tanda tangan dan stempel basah dari masing-masing RT dan RW. lalu diserahkan langsung kepada panitia. Kekecewaan warga pun makin meluas.

Namun, aspirasi warga itu diabaikan. Seleksi tetap dilaksanakan tanpa mempertimbangkan penolakan warga. Kondisi ini membuat masyarakat semakin kecewa, apalagi setelah tahu hasil seleksi hanya meloloskan tiga orang bersaudara.

Demokrasi Dipertaruhkan,
Warga menilai proses PAW kali ini benar-benar mencederai demokrasi desa. “Ngapain diadain PAW kalau calonnya tiga bersaudara? Udah saja mereka hompimpa di rumah,” sindir salah seorang warga dengan nada kesal.

Gelombang ketidakpuasan ini menjadi tanda bahaya serius bagi kredibilitas Kecamatan Citeureup. Jika tidak ada langkah korektif yang transparan, dugaan praktik nepotisme dalam seleksi PAW dikhawatirkan akan memperlebar jurang ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa maupun kecamatan. (MW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *