Kapuas hulu -BERITAPANTAU.COM
Terkait penangkapan alat berat diduga milik SN yang diduga digunakan untuk tambang mas ilegal di Desa Batu Tiga Kecamatan Bunut Hulu di wilayah Kapuas Hulu, hingga saat ini belum ada ketetapan tersangka dan alat pasti ada pemilik nya. Hukum jangan tebang pilih pastian hukum pada pemilik alat berat tambang mas ilegal
Kapuas Hulu, sebuah daerah yang kaya akan sumber daya alam, kembali menarik perhatian publik setelah penangkapan alat berat milik SN yang diduga digunakan untuk kegiatan penambangan emas ilegal di Bukit Itam.
Penangkapan ini menimbulkan berbagai pertanyaan terkait penegakan hukum dan keadilan, terutama mengenai ketetapan tersangka dan kepemilikan alat berat tersebut.
Meski alat berat sudah diamankan, hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai siapa yang akan dikenakan sanksi hukum.
Kegiatan penambangan emas ilegal di Bukit Itam bukanlah hal baru.
Selama bertahun-tahun, aktivitas ini telah merusak lingkungan dan berpotensi menimbulkan masalah sosial dan ekonomi di sekitar daerah tersebut.
Penambangan ilegal sering kali dilakukan tanpa izin resmi dan prosedur yang benar, sehingga mengakibatkan dampak negatif bagi ekosistem dan masyarakat lokal.
Dalam konteks ini, penangkapan alat berat milik SN menjadi titik fokus yang sangat penting untuk menilai sejauh mana komitmen pemerintah dan aparat penegak hukum dalam memberantas praktik-praktik ilegal yang merugikan.
Pihak berwenang mengklaim bahwa penangkapan alat berat tersebut merupakan langkah awal dalam upaya menindak tegas para pelaku penambangan ilegal.
Namun, muncul kekhawatiran di kalangan masyarakat bahwa penegakan hukum ini bersifat tebang pilih.
Hingga saat ini, belum ada ketetapan resmi mengenai siapa yang akan dijadikan tersangka, dan apakah pemilik alat berat tersebut akan dikenakan sanksi hukum atau tidak.
Situasi ini menimbulkan keraguan di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan transparansi dalam penegakan hukum.
Penting untuk diingat bahwa setiap alat berat yang digunakan untuk kegiatan penambangan ilegal pasti memiliki pemilik.
Oleh karena itu, ketidakjelasan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas penggunaan alat berat tersebut menjadi isu krusial.
Jika aparat penegak hukum tidak segera menetapkan tersangka dan mengambil tindakan tegas terhadap pemilik alat, maka hal ini dapat mengindikasikan adanya ketidakberdayaan atau bahkan kolusi antara aparat dan pelaku penambangan ilegal.
Baca Juga Berita Yang Lain Nya..
Dalam konteks hukum, seharusnya tidak ada diskriminasi dalam penegakan hukum.
Hukum harus ditegakkan secara adil dan konsisten tanpa memandang bulu.
Setiap individu atau entitas yang terlibat dalam aktivitas ilegal, termasuk pemilik alat berat, harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Jika tidak, maka kita semua akan kehilangan kepercayaan terhadap sistem hukum dan institusi yang ada.
Keputusan penting yang diambil oleh pihak berwenang dalam kasus ini akan menjadi cermin bagi upaya mereka dalam memberantas praktik ilegal di sektor sumber daya alam.
Masyarakat Kapuas Hulu, dan terutama mereka yang tinggal di sekitar Bukit Itam, berharap agar penegakan hukum berjalan dengan transparan dan akuntabel.
Mereka menuntut agar pihak berwenang melakukan investigasi yang menyeluruh dan menetapkan tersangka yang jelas, serta memberikan sanksi yang setimpal bagi pelanggar hukum.
Dengan demikian, penegakan hukum tidak hanya menjadi formalitas, tetapi juga sebuah upaya serius untuk menyelamatkan lingkungan dan melindungi hak-hak masyarakat.
Pada akhirnya, kasus penangkapan alat berat milik SN di Bukit Itam ini harus menjadi momentum bagi semua pihak untuk mendorong penguatan sistem hukum dan penegakan yang lebih adil di Indonesia.
Setiap langkah yang diambil ke depan harus senantiasa mengedepankan prinsip keadilan, demi terciptanya lingkungan yang aman, bersih, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Hukum jangan tebang pilih, dan kepastian hukum harus ditegakkan bagi semua pihak, terutama mereka yang terlibat dalam kegiatan penambangan ilegal yang merusak lingkungan dan mengancam kesejahteraan masyarakat.
Saat awak media konfirmasi ke Kapolres Kapuas hulu via WhatsApp mengatakan langsung ke kasat Reskrim aja pak , dan sampai berita ini sampai kemeja redaksi belum ada jawaban dari kasat Reskrim.
Red